Sumber: Google.com
Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia sangat tinggi, bahkan paling tinggi di antara empat negara anggota ASEAN lainnya. Hal tersebut terjadi karena empat penyebab utamanya, yaitu tetanus (19,3%), gangguan perinatal (18,4%), diare (15,6%), dan infeksi saluran napas akut/ISPA (14,4%) yang masih belum dapat diatasi dengan baik. Kelahiran bayi dengan kelainan kongenital mendudukiurutan ketujuh (4,2%) dari penyebab kematian bayi di Indonesia setelah campak (7,5%) dan kelainan saraf (5,6%). Dengan demikian, apabila penyebab kematian utama di atas dapat diatasi, bukan hal mustahil bila kelainan kongenital akan meningkat peringkatnya sebagai faktor penyebab tingginya angka kematian bayi (Sardjono, 1998).
Di Indonesia sering dijumpai bayi yang dilahirkan dengan kelainan kongenital seperti hydrocephalus, korioretinitis, hepatospenomegali, Penyakit jantung bawaan (PJB) dan lain-lain. Infeksi TORCH merupakan singkatan dari Toxoplasma, Other disease, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex Virus yang merupakan kelompok infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii, virus Rubella, Cytomegalovirus (CMV), virus Herpes Simplex dan oleh infeksi lain (other disease) yang dampak klinisnya lebih terbatas (misalnya Measles, Varicella, Echovirus, Mumps, Vassinia, Polio dan Coxsackie-B). Infeksi TORCH ini dikenal karena menyebabkan kelainan dan berbagai keluhan yang bisa menyerang siapa saja, mulai anak-anak sampai orang dewasa, baik pria maupun wanita. Bagi ibu yang terinfeksi saat hamil dapat menyebabkan kelainan pertumbuhan pada bayinya, yaitu cacat fisik dan mental yang beraneka ragam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 sampel ibu hamil yang pernah mengalami infeksi salah satu unsur TORCH didapatkan 12% ibu pernah melahirkan anak dengan kelainan kongenital, 70% pernah mengalami abortus dan 18% pernah mengalami Intra Uterine Fetal Death (IUFD). Infeksi TORCH pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran atau kelainan kongenital (cacat fisik maupun mental). Kelainan kongenital ini dapat menyerang semua jaringan organ tubuh, termasuk sistem saraf pusat dan perifer yang mengakibatkan gangguan penglihatan, pendengaran, sistem kardiovaskuler serta metabolisme tubuh. Infeksi TORCH dapat menyebabkan 5-10% keguguran dan kelainan kongenital pada janin meliputi gangguan pendengaran, retardasi mental serta kebutaan.
Di Indonesia sering dijumpai bayi yang dilahirkan dengan kelainan kongenital seperti hydrocephalus, korioretinitis, hepatospenomegali, Penyakit jantung bawaan (PJB) dan lain-lain. Infeksi TORCH merupakan singkatan dari Toxoplasma, Other disease, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex Virus yang merupakan kelompok infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii, virus Rubella, Cytomegalovirus (CMV), virus Herpes Simplex dan oleh infeksi lain (other disease) yang dampak klinisnya lebih terbatas (misalnya Measles, Varicella, Echovirus, Mumps, Vassinia, Polio dan Coxsackie-B). Infeksi TORCH ini dikenal karena menyebabkan kelainan dan berbagai keluhan yang bisa menyerang siapa saja, mulai anak-anak sampai orang dewasa, baik pria maupun wanita. Bagi ibu yang terinfeksi saat hamil dapat menyebabkan kelainan pertumbuhan pada bayinya, yaitu cacat fisik dan mental yang beraneka ragam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 sampel ibu hamil yang pernah mengalami infeksi salah satu unsur TORCH didapatkan 12% ibu pernah melahirkan anak dengan kelainan kongenital, 70% pernah mengalami abortus dan 18% pernah mengalami Intra Uterine Fetal Death (IUFD). Infeksi TORCH pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran atau kelainan kongenital (cacat fisik maupun mental). Kelainan kongenital ini dapat menyerang semua jaringan organ tubuh, termasuk sistem saraf pusat dan perifer yang mengakibatkan gangguan penglihatan, pendengaran, sistem kardiovaskuler serta metabolisme tubuh. Infeksi TORCH dapat menyebabkan 5-10% keguguran dan kelainan kongenital pada janin meliputi gangguan pendengaran, retardasi mental serta kebutaan.
Comments
Post a Comment