JAHE SEBAGAI ALTERNATIF MENGATASI MUAL MUNTAH PADA KEHAMILAN

Mual dan muntah merupakan salah satu gejala paling awal, paling umum dan paling menyebabkan stres yang dikaitkan dengan kehamilan. Akan tetapi, mual muntah yang sering dialami ibu hamil pada awal kehamilan merupakan gejala yang fisiologis (normal), tetapi apabila tidak segera diatasi maka akan menjadikan masalah atau kondisi yang patologis (tidak normal). Seringkali masalah tersebut membuat sebagian besar ibu hamil mengalami kecemasan atau kekhawatiran karena mereka merasa tidak berdaya untuk mengatasi masalah mual muntah tersebut. Akibat meremehkan rasa mual dan muntah yang dirasakan wanita pada saat kehamilan terbukti berkontribusi dalam meningkatkan ketegangan emosional, stres psikologis dan keterlambatan yang tidak semestinya dalam menemukan penanganan yang tepat, terutama jika kondisi menjadi patologis.
Mual muntah pada kehamilan umumnya disebut morning sickness, dialami oleh sekitar 70-80% wanita hamil dan merupakan fenomena yang sering terjadi pada umur kehamilan 5-12 minggu. Wanita hamil sebanyak 66% pada trimester pertama mengalami mual dan gejala yang sering terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida, namun sekitar 12 % ibu hamil masih mengalami mual muntah hingga sampai usia kehamilan sembilan bulan. Menurut Supriyanto (2009), 50-90% wanita hamil mengalami mual pada trimester pertama dan sekitar 25% wanita hamil mengalami masalah mual muntah memerlukan waktu untuk beristirahat dari pekerjaannya. Setiap wanita hamil akan memiliki derajat mual yang berbeda-beda, ada yang tidak terlalu merasakan apa-apa, tetapi ada juga yang merasa mual dan ada yang merasa sangat mual dan ingin muntah setiap saat (Maulana, 2008). Mual dan muntah pada kehamilan biasanya bersifat ringan dan merupakan kondisi yang dapat dikontrol sesuai dengan kondisi masing-masing individu. Meskipun kondisi ini biasanya berhenti pada trimester pertama namun gejalanya dapat menimbulkan gangguan nutrisi, dehidrasi, kelemahan, penurunan berat badan, serta tidak keseimbangan elektrolit. Mual dan muntah pada kehamilan berlebih atau hiperemesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan wanita, namun juga dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus, bayi lahir rendah, kelahiran prematur, serta malforasi pada bayi baru lahir. Kejadian pertumbuhan janin terhambat (Intrauterine GrowthR etardation/IUGR) meningkat pada wanita hamil dengan hiperemesis gravidarum.
Selain mengkonsumsi obat-obatan untuk mengatasi mual muntah, para ibu hamil bisa mencoba berbagai ramuan tradisional seperti jahe yang dapat mengatasi mual muntah dengan cara diseduh. Ibu hamil saat ini cenderung malas untuk meminum seduhan jahe dengan alasan tidak menyukai aromanya dan malas membuatnya. Penelitian yang dilakukan oleh Saswita (2006) tentang efektifitas minuman jahe dalam mengurangi emesis gravidarum pada ibu hamil trimester pertama, hasil penelitian didapatkan bahwa pemberian minuman jahe sangat efektif dalam mengatasi mual muntah ibu hamil trimester pertama setelah pemberian intervensi minuman jahe pada kelompok intervensi dan pada kelompok eksperimen terdapat penurunan mual muntah dan banyak dialami oleh ibu yang multigravida.
Kandungan di dalam jahe terdapat minyak Atsiri Zingiberena (zingirona), zingiberol, bisabilena, kurkumen, gingerol, flandrena, vit A dan resin pahit yang dapat memblok serotinin yaitu suatu neurotransmitter yang di sintesiskan pada neuron-neuron serotonergis dalam sistem saraf pusat dan sel-sel enterokromafin dalam saluran pencernaan sehingga dipercaya dapat sebagai pemberi perasaan
nyaman dalam perut sehingga dapat mengatasi mual muntah (Ahmad, 2013).
Selain meminum seduhan jahe, ada beberapa cara untuk mengatasi mual dan muntah pada kehamilan tanpa obat-obatan, seperti dilansir Medicalnewstoday, Senin (17/7/2017):
Pastikan tidur nyenyak
Anda harus memastikan bisa tidur nyenyak di malam hari. Jika bisa melakukannya, bangun pagi hari tubuh jadi bugar. Saat tidur, pakai bantal yang benar dan pastikan posisi punggung dan perut tetap nyaman.
Hindari makanan pemicu mual
Semasa hamil muda, jangan konsumsi makanan berlemak, pedas dan mengandung kafein. Makanan tersebut sangat muda memicu mual sewaktu-waktu.
Porsi makan kecil
Saat hamil muda, jangan terlalu banyak makan dengan porsi besar. Anda bisa merasa sangat kenyang, ditambah mual. Apalagi kalau Anda tiba-tiba makan besar saat perut kosong, tubuh menjadi lemas karena mual.
Sarapan buah
Saat sarapan pagi jangan pilih menu tinggi karbohidrat. Baiknya Anda konsumsi buah dan sayur yang membuat perut nyaman. Juga, buah dan sayur mengandung tinggi vitamin dan antioksidan yang mendukung tumbuh kembang janin.

Comments